Rabu

Derita Jiwa

Oleh : Irfan Nurkholis
7 September 2016

Wahai Pagi
kepada burung yang mengarung bahana,
kepada belalang musim telah menghangat,
kepada palem tak lagi tenggelam
Dengarlah ceritaku
Kisah dan ragu diriku pada hidup
Bahagia dan nestapa
Kenyataan, ilusi dan misteri

Kumulai dari birunya langit
berserat dan bergemul putihnya awan
Hijau bukit bergerigi
dengan bercak kuning dan hitam,
kemarau dan pagi
Geraknya daun ikuti sepoi angin,
menyentuhku, menghilangkan hangatnya tubuh
Tak pelak lagi
itulah bual sang netra

Mulailah aku meragu
Mana yang lebih tinggi?
langit yang biru,
ataukah bintang yang pendar?
Mana yang benar?
Ruang yang terisi,
ataukah beban yang hampa?

Sejenak aku tertegun
Inikah semuanya,
atau sekedar kemampuanku?
Karenanya kumulai menggigau
Ya, aku merinding
Keringat dingin, jantung berdebar
Takut dan putus asa,
cinta, ingin tahu, misterius,
mimpi dan ambisi
Membabi buta,
memukul kepalaku,
mengeluarkan isi kepala,
mengiris hati menekan dada
menendang jantung.

ah... apa lagi yang bisa kulakukan

Tidak ada komentar: